PANTANG PULANG SEBELUM PADAM

Kamis, 20 Maret 2014

CINTA PERTAMA MENGGORESKAN LUKA YANG DALAM


Cinta Pertama Menggoreskan Luka yang Dalam di hatiku. Menyisakan malam-malam penuh derai air mata, mengingatkanku selalu kepadamu, pada cinta pertama kita. Jika saat itu aku punya keberanian, cinta kita pasti tak akan berakhir seperti ini. Jika saat itu kamu gigih, kisah kita pasti tak akan menjadi begini.

Dulu kamu pernah mencintaiku, atau mungkin itu hanya bohong belaka. Kita sering tak mengerti apakah yang dinamakan cinta. Dulu aku selalu berpikir cinta bisa melampaui segalanya. Saat itu aku tak tahu bahwa ternyata ada kekuatan lain yang disebut takdir. Kita tak bisa melakukan apa pun untuk mengubahnya dan hanya bisa menerimanya hati yang terasa sakit.

Kini secara tak sengaja aku menjumpai kamu melalui FB, kamu sudah berubah dari sosok yang lama ku kenal dulu, walaupun kita tak seakrab dulu lagi tapi sepertinya kamu datang membawa segumpal kenangan manis yang sampai saat ini belum bisa ku lupakan. Kendati begitu, takdir pun juga tak akan bisa mengubah keadaan yang terasa sulit ini. kenangan akan cinta pertama begitu membekas. Luka karena cinta pertama sangat sulit diobati. Bahkan ketika luka ini sembuh, bekasnya akan tetap ada di hati. Setiap perkataan, sikap, permintaan, apa saja darimu mengendap dalam otakku dan kembali kapan saja saat dekat denganmu.


Cinta pertama tidak seperti cinta-cinta yang lain, yang datang dan pergi begitu saja. Aku hanya bisa berpesan, Cintailah dan sayangilah orang yang mencintaimu, jangan buat dia bersedih, karena masih banyak orang yang belum mendapatkan anugerah seperti itu. Mungkin aku pernah merasa menyesal terlalu cinta pada seseorang dan pada saat yang salah, tapi setelah aku mengerti, aku tidak akan menyesal karena setiap kegagalan selalu membawa pelajaran baru. Cinta pertama tak akan terlupakan.

Senin, 10 Maret 2014

Kisah Sedekah Yang Salah Alamat



Suatu ketika, Rasulullah Saw., seperti yang kerap beliau lakukan, berbincang-bincang dengan para sahabat di serambi Masjid Nabawi, Madinah. Selepas berbagi sapa dengan mereka, beliau berkata kepada mereka,

“Suatu saat ada seorang pria berkata kepada dirinya sendiri, ‘Malam ini aku akan bersedekah!’ Dan benar, malam itu juga dia memberikan sedekah kepada seorang perempuan yang tak dikenalnya. Ternyata, perempuan itu seorang pezina. Sehingga, kejadian itu menjadi perbincangan khalayak ramai.

“Akhirnya, kabar tersebut sampai juga kepada pria itu. Mendengar kabar yang demikian, pria itu bergumam, ‘Ya Allah! Segala puji hanya bagi-Mu.Ternyata, sedekahku jatuh ke tangan seorang pezina. Karena itu, aku akan bersedekah lagi!’

“Maka, pria itu kemudian mencari seseorang yang menurutnya layak menerima sedekah. Ternyata, penerima sedekah itu, tanpa diketahuinya, adalah orang kaya. Sehingga, kejadian itu lagi-lagi menjadi perbincangan khalayak ramai, lalu sampai juga kepada pria yang bersedekah itu.

“Mendengar kabar yang demikian, pria itu pun bergumam,’Ya Allah! Segala puji hanya bagi-Mu. Ternyata, sedekahku itu jatuh ke tangan orang kaya. Karena itu, aku akan bersedekah lagi!’

Maka, dia kemudian, dengan cermat, mencari seseorang yang menurutnya layak menerima sedekah. Ternyata, penerima sedekah yang ketiga, tanpa diketahuinya, adalah seorang pencuri. Tak lama berselang, kejadian itu menjadi perbincangan khalayak ramai, dan kabar itu sampai kepada pria yang bersedekah itu.

Mendengar kabar demikian, pria itu pun mengeluh, ‘Ya Allah! Segala puji ha¬nya bagi-Mu! Ya Allah, sedekahku ternyata jatuh ke tangan orang-orang yang tak kuduga: pezina, orang kaya, dan pencuri!’

Pria itu kemudian didatangi (malaikat utusan Allah) yang berkata, “Sedekahmu telah diterima Allah. Bisa jadi pezina itu akan berhenti berzina karena menerima sedekah itu. Bisa jadi pula orang kaya itu mendapat pelajaran karena sedekah itu, lalu dia menyedekahkan sebagian rezeki yang dikaruniakan Allah kepadanya. Dan, bisa jadi pencuri itu berhenti mencuri selepas menerima sedekah itu.”

(Diceritakan kembali dari sebuah hadis yang dituturkan oleh Muslim dan Abu Hurairah dalam Teladan indah Rasullulah dalam ibadah, Ahmad Rofi ‘Usmani)

Bersedekahlah Setiap Hari