PANTANG PULANG SEBELUM PADAM

Senin, 28 Maret 2011

SHOLAT PARA MALAIKAT TIDAK BISA MENANDINGI SHOLATNYA UMAT NABI MUHAMMAD



Salah satu rahasia Allah swt mengenai ibadah sholat adalah ketika Allah swt selesai menciptakan malaikat Jibril dengan bentuk yang cantik, dan Allah swt menciptakan pula baginya 600 sayap yang panjang , sayap itu antara timur dan barat (pendapat lain menyatakan 124, 000 sayap). Setelah memandangi dirinya yang tampak begitu indah dan sempurna, maka malaikat Jibril pun berkata kepada Allah swt:

“Wahai Rabb-ku, apakah Engkau menciptakan makhluk lain yang lebih baik daripada aku?.”
Kemudian Allah swt pun menjawab pertanyaan malaikat Jibril, “Tidak”
Mendengar jawaban Allah swt, maka malaikat Jibril pun berdiri dan melakukan shoalt dua rakaat untuk bersyukur kepada Allah swt. Pada setiap rakaat sholat yang dikerjakan oleh malaikat Jibril menghabiskan masa selama 20.000 tahun lamanya.

Setelah malaikat Jibril selesai melaksanakan sholatnya, kemudian Allah swt pun berfirman kepadanya, “Wahai Jibril, kamu telah menyembah Aku dengan ibadah yang bersungguh-sungguh, dan tidak ada seorang pun yang menyembah kepada-Ku seperti ibadah yang kamu lakukan, akan tetapi di akhir zaman nanti akan datang seorang nabi yang mulia, yang paling Aku cintai, ia bernama Muhammad. Dia mempunyai umat yang lemah dan sentiasa berdosa. Seandainya mereka mengerjakan sholat dua rakaat walau hanya sebentar, dan dalam keadaan lupa serta serba kurang, dengan pikiran yang melayang-layang dan dosa merekapun besar, maka demi kumuliaan-Ku dan ketinggigan-Ku, sesungguhnya sholat mereka itu lebih Aku sukai daripada sholatmu. Hal tersebut karena mereka telah mengerjakan sholat itu atas perintah-Ku sedangkan sholat kamu bukan atas perintah-Ku”.

Setelah mendengar hal tersebut, Jibril pun kembali bertanya kepada Allah swt: “Ya Rabb-ku, apakah yang Engkau berikan kepada mereka sebagai ganjaran atas ibadah mereka kepada-Mu?”
Maka Allah swt berfirman yang artinya, “Ya Jibril, akan Aku berikan surga Ma’’waa sebagai tempat tinggal mereka…”. Malaikat Jibril kemudian meminta izin kepada Allah swt untuk melihat surga Ma’wa tersebut.
Setelah Allah swt memberikan izin kepadanya, maka malaikat Jibril pun langsung mengembangkan sayapnya dan terbang menuju surga Ma’wa tersebut. Satu kepakan sayap malaikat Jibril adalah sama dengan jarak perjalanan selama 3000 tahun. Dan terbanglah malaikat Jibril selama 300 tahun perjalanan. Setelah menempuh 300 tahun perjalanan, malaikat Jibril akhirnya kelelahan dan turun untuk singgah dan berteduh di bawah sebuah pohon. Di sana ia bersujud kepada Allah swt seraya berkata: “Ya Rabb-ku, apakah aku telah menempuh setengah, atau sepertiga, atau seperempat dari perjalanan menuju surga Ma’wa?”.
Maka Allah swt pun berfirman, “Wahai Jibril, meskipun kamu mampu terbang selama 3000 tahun dan meskipun Aku memberikan kekuatan kepadamu seperti kekuatan yang engkau miliki, lalu kamu terbang seperti yang telah kamu lakukan, niscaya kamu tidak akan sampai kepada sepersepuluh dari beberapa perpuluhan yang telah kuberikan kepada umat Muhammad terhadap imbalan solat dua rakaat yang mereka kerjakan…..”


Kisah ini disadur dari blog catatan perjalanan noni...........

Selasa, 22 Maret 2011

Seberapa Kaya Umar bin Khattab?




Selama ini, kita hanya mengetahui bahwa hanya ada dua sahabat Rasul yang benar-benar sangat kaya, yaitu Abdurrahman bin Auf dan Ustman bin Affan. Namun sebenarnya, sejarah juga sedikit banyak seperti “mengabaikan” kekayaan yang dipunyai oleh sahabat-sahabat yang lain.

Ingat perkataan Umar bin Khattab bahwa ia tak pernah bisa mengalahkan amal sholeh Abu Bakar? Itu artinya, siapapun tak bisa menandingi jumlah sedekah dan infaqnya Abu Bakar As-Shiddiq.

Lantas, bagaimana dengan kekayaan Umar bin Khattab sendiri? Khalifah setelah Abu Bakar itu dikenal sangat sederhana. Tidur siangnya beralaskan tikar dan batu bata di bawah pohon kurma, dan ia hampir tak pernah makan kenyang, menjaga perasaan rakyatnya. Padahal, Umar adalah seorang yang juga sangat kaya.
Ketika wafat, Umar bin Khattab meninggalkan ladang pertanian sebanyak 70.000 ladang, yang rata-rata harga ladangnya sebesar Rp 160 juta—perkiraan konversi ke dalam rupiah. Itu berarti, Umar meninggalkan warisan sebanyak Rp 11,2 Triliun. Setiap tahun, rata-rata ladang pertanian saat itu menghasilkan Rp 40 juta, berarti Umar mendapatkan penghasilan Rp 2,8 Triliun setiap tahun, atau 233 Miliar sebulan.

Umar ra memiliki 70.000 properti. Umar ra selalu menganjurkan kepada para pejabatnya untuk tidak menghabiskan gajinya untuk dikonsumsi. Melainkan disisakan untuk membeli properti. Agar uang mereka tidak habis hanya untuk dimakan.

Namun begitulah Umar. Ia tetap saja sangat berhati-hati. Harta kekayaannya pun ia pergunakan untuk kepentingan dakwah dan umat. Tak sedikit pun Umar menyombongkan diri dan mempergunakannya untuk sesuatu yang mewah dan berlebihan.

Menjelang akhir kepemimpinan Umar, Ustman bin Affan pernah mengatakan, “Sesungguhnya, sikapmu telah sangat memberatkan siapapun khalifah penggantimu kelak.” Subhanallah! Semoga kita bisa meneladani Umar bin Khattab.  (sa/berbagaisumber/Fikih Ekonomi Umar bin Al-Khattab/khalifa)
 

Selasa, 15 Maret 2011

DIA MAHA SEMPURNA - By UnGu

Reff:
Cari tempat sembunyi
Oh dimanakah aku bisa sembunyi
Cari tempat sembunyi
Oh dimanakah aku bisa sembunyi

Dia Maha Besar
Dia Maha Melihat
Dia Maha Tinggi
Dia Maha Sempurna

Tak ada satupun yang luput dari penjagaan-Nya
Tak ada satupun yang luput dari pandangan,
Tak ada satupun yang luput dari penglihatan-Nya,
Tak ada satupun yang luput dari pengawasan

Back to Reff :
Dia Maha Kuasa
Dia Maha Segala
Dan tiada satupun
Yang mampu menandingi-Nya,

La Illaha Illallah 8x
Back to Reff

Jumat, 04 Maret 2011

PUISI BUAT IBU

Usiaku kini telah berubah
Aku bukan lagi balita kecil
Kaulah yang telah membentuk jiwa mentah ini
Kaulah yang telah mengelola emosi labil ini
menjadi lokomotif kemajuan
Kaulah yang selalu memberiku keberuntungan
dengan nasihatmu kala malam telah larut
dan gerbang mimpi siap menghampiriku

Kala yang lain terlelap
Kutahu kau tak pernah terlena
Pikiran, hati, jiwa, dan emosiku selalu bekerja demi masa depanku
Kau selalu berpacu dengan waktu
Karena kau yakin, tanpa itu bisa jadi
aku terlindas oleh jaman yang semakin keras

Kaulah pengantar luasnya pengetahuanku
Kala wadah kosa kataku hanya bagai tetesan air
Kaulah yang memenuhinya hingga menjadi sebuah lautan
Kaulah bintang berkilauku
Yang tak akan pernah terlupakan
oleh rangkaian huruf cahaya sejarah peradaban manusia

Andai aku bisa, bunda
Kan kubalas segenap cinta dan kasihmu
Andai aku mampu, bunda
Kan kupersembahkan seterang kilauanmu,
sehangat dekapanmu, setulus kasihmu,
dan sebijak nasihatmu

Kutahu, bunda
Tanganmu tak pernah lepas berharap untukku
dalam setiap do’a yang kau panjatkan
Kutahu bunda
Senyummu selalu menyapa dalam setiap kata cinta
yang keluar dari lisanmu
Kutahu bunda
Mata hatimu selalu terjaga dalam setiap derapku

Ya Allah
Kutengadahkan tanganku berharap
kau membahagiakannya sepertiku kini
Ya Rabbi
Kumemohon berilah bunda mimpi yang selalu indah
Ya Rabbul Izzati
Kuberharap padaMu anugerahkan bunda kecupan hangat
Seperti yang selalu ia berikan padaku saat aku terbangun di pagi hari
Ya Illahi
Sejahterakanlah bunda

Bunda, pelangi dan matahariku
Hari ini kuhaturkan dengan tulus padamu

bY : rADEN sOMAD

Kamis, 03 Maret 2011

SINABUNGAN CINTA - by GrAvItY

Aku bukan sinambungan kasihmu
Untuk engkau memenuhi rasa
Atau untuk melindungi kecewa
Setelah gagal bercinta

Aku bukan sinambungan rindumu
Menemani kesepianmu itu
Dan sebagaimana aku tahu
Kau tulis dalam buku harianmu

Sanggup kau memperdayakanku
Sanggup kau membohongi dirimu
Kau anggap cinta satu cerpen

Dengan pena engkau bermain
Kau pandai berpura
Hingga akhirnya aku terpedaya
Menjadi mangsa

Jangan ku dijadikan bahan sinambunganmu
Hanya untuk mengisi ruang hidupmu
Sebagai watak babak cintamu
Janganlah semuanya kau jadikan cerita
hingga akhirnya

Disuatu hari nanti pasti sinambunganmu
Akan terputus jua buat selamanya